Powered by Blogger.

About Me

  • About Me

ayudyahrara's blog

Tema   : Bagaimana air selalu berih yang kita gunakan?


Kehidupan Bersuara

            Kehidupan merupakan tempat dimana manusia dan makhluk hidup lain melakukan rutinitasnya dalam bersuara. Bersuara untuk mendapatkan kebaikan, kesejahteraan, maupun keadilan. Terutama kepentingan hidup untuk kehidupannya. Berbicara mengenai  kehidupan, tidak lepas dengan keterkaitan bersama lingkungan. Lingkungan memiliki peran penting dalam membentuk suatu kehidupan. Kehidupan yang membutuhan komponen abiotik yang memiliki arti suatu benda-benda mati atau tak hidup seperti air. Air merupakan senyawa yang sangat penting  bagin semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tidak di planet lain (sumber:Wikipedia).
            Komponen air memiliki kegunaan yang sangat penting bagi hidup untuk kehidupan manusia di Bumi ini. Contohnya saja dalam kehidupan sehari-hari manusia menggunakan air untuk minum dalam menambah nutrisi setiap harinya, mandi untuk membersihkan anggota tubuhnya, mencuci untuk membersihkan suatu hal yang terlihat kusam, dan air menjadikan manusia sebagi komponen sangat penting dalam menjalankan hidupnya. Kegunaan tersebut menjadikan manusia yang semestinya harus menjaga alam semesta yang berisikan air sebanyak 71% di Bumi ini. Oleh sebab itu, manusia memiliki peran penting dalam menjaga lingkungannya dengan baik. Keterkaitan yang selalu menjadi peran penting dan menguntungkan untuk hidup dalam kehidupan manusia di Bumi.
            Dalam era globalisasi, sangat berdampak terhadap lingkungan yang memiliki perubahan dari masa ke masa. Tidak diragukan lagi bahwa pembangunan pada perkotaan semakin berlimpah. Yang bermula tanah, lalu dibangun menjadi perumahan. Yang bermula pertanian, lalu dibangun menjadi area perbelanjaan. Adapun yang bermula lahan perkebunan, lalu dibangun menjadi gedung-gedung yang menjulang tinggi. Tak usah heran dengan keberadaan lingkungan, suatu lingkungan dapat ditentukan dengan ketetapan hukum di sekitarnya. Apabila pengawasan dan pengendalian hukum berkurang, maka pembangunan akan berdampak buruk bagi kehidupan sekitar pembangunan. Seperti adanya bencana banjir, tidak ada mata air, dan kurangnya tempat hijau dalam penyerapan kandungan air.
            Air bersih sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun penyediaan air bersih dalam era globalisasi ini dapat dikatakan minimum. Penyebabnya berasal dari manusia itu sendiri. Seperti membuang sampah sembarangan, pembuatan pembangunan tanpa dilakukannya AMDAL, dan kurangnya perhatian terhadap lingkungan sekitar. Menurut Dadan Ramdhan selaku Direktur Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Barat dalam pembicaraannya pada seminar Aksi Peduli Lingkungan Teknik Industri yang bertempat di Universitas Pasundan menyebutkan sebenarnya banyak bangunan insfrastruktur yang berasal dari lingkungan, seperti mata air. Namun dengan adanya exploitasi terhadap komponen abiotik yaitu air membuat banyaknya dampak kerusakan lingkungan.
            Oleh karena itu, persediaan air bersih sebenarnya berasal dari lingkungan kita sendiri. Bukan hanya masyarakat yang terus bersuara menginginkan kehidupan dengan air bersih, bukan hanya pemerintah yang terus memikirkan bagaimana menyediakan air bersih dalam kehidupan di era globalisasi ini, dan tentunya kita sendiri yang harus menginginkan dan memikirkan agar air bersih tetap tersedia. Bukan dengan cara demonstrasi kepada Pemerintah, bukan dengan cara memaki-maki atas kesalahan yang tidak dipikirkan, dan bukan dengan cara memikirkan masalah tanpa adanya tindakan. Agar air tetap bersih harus dipikirkan dan ditindaklanjuti oleh diri kita sendiri.

            Berhubungan dengan era globalisasi ini, agar air tetap bersih dapat dilakukannya dengan tindakan 2P. Yang dimaksud 2P adalah Perbaiki dan Pelihara. Perbaikilah lingkungan dengan cara membuat tanah agar tetap hijau, membuang sampah pada tempatnya, tidak mencemarkan air dengan zat-zat berbahaya, membuat biopori di lingkungan yang kurang dengan peresapan air, sebelum adanya pembangunan wajib dilakukan AMDAL, dan penegasan Hukum yang berlaku mengenai pencemaran air dan lingkungan. Peliharalah ketika banyaknya tanaman hijau, peliharalah kebersihan di sekitar lingkungan, peliharalah pengendalian lingkungan yang baik, serta peliharalah pengawasan Hukum yang tegas agar dapat meminimalisir tindakan perusakan kebersihan air dan lingkungan yang bersih. Perbaiki dari diri sendiri, pelihara dari diri sendiri, dan akan bermanfaat bagi diri sendiri serta kehidupan di masa yang akan datang.
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
            Sekolah adalah suatu tempat yang menjadi sarana dan prasana dalam dunia pendidikan. Seperti menambah ilmu melalui pembelajaran dikelas. Mencari ilmu melalui fasilitas yang terdapat dalam suatu sekolah tersebut. Dan berbagi ilmu, ketika salah seseorang meminta pendapat kepada kita untuk membantu agar lebih mengerti mengenai suatu hal.
            Dalam Kehidupan sehari-hari, media pembelajaran tiada hentinya menciptakan dengan tujuan pengembangan IPTEK agar dapat mempermudah proses pembelajaran. Akibatnya pun tidak menghasilkan dampak positif saja, namun dampak negatif hadir mengiringi jalannya suatu pembelajaran.
            Praktiknya dapat di ilustrasikan seperti seorang anak yang sedang dalam proses pembelajaran di Sekolah. Anak tersebut telah menemukan jalan yang semakin cepat untuk meraih informasi, seperti Internet. Maka dari itu, anak tersebut ketika diberi tugas oleh Gurunya, merasa semua akan berjalan lancar dan mudah untuk dicari tanpa berfikir. Dari pemikiran anak tersebut dapat menumbuhkan rasa malas dan tak acuh dalam bidang pendidikan.
            Salah satu faktor dalam mendorong proses pembelajaran atau peranan penting adalah Lingkungan. Lebih dispesifikan kembali, faktor lingkungan pun dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Lingkungan Sekolah, Lingkungan pertemanan dan Lingkungan keluraga.
            Berbicara mengenai Lingkungan sekolah, lingkungan yang bersih dapat menciptakan metoda pembelajaran yang membuat para siswa dan siswi merasa nyaman. Nyaman digunakan dalam mendapatkan ilmu, mencari ilmu dan berbagi ilmu. SMA Negeri 2 Kuningan misalnya.
Ketika mendengar nama SMA Negeri 2 Kuningan, hal yang diingat adalah status sekolahnya sebagai RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Bukan pula hal yang tabu didengar oleh masyarakat Kuningan. Dengan sekolah yang terakreditasi A dan selalu menghasilkan para siswa dan siswi berprestasi merepukan hasil dari kerjasama antara siswa dan Guru.
Namun dalam dunia pendidikan di Indonesia, penghapusan nama RSBI pun membuat smanda –singkatan dari SMA Negeri 2 Kuningan- enggan untuk tidak menghasilkan prestasi. Baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Oleh karena itu, banyak sekali orang tua yang menginginkan anaknya bersekolah di SMA Negeri 2 Kuningan.
Apakah pembelajaran di SMA Negeri 2 Kuningan terasa nyaman? Pertanyaan tersebut sering kita jadikan pedoman dalam menilai suatu sekolah, apakah pantas untuk dijadikan pembelajaran bagi para siswa siswi ataukah tidak pantas.
Dapat dilihat, SMA Negeri 2 Kuningan tidak disebut sebagai ‘sekolah yang gersang’. Maksud disini adalah sekolah yang ditanami oleh pepohonan bisa dihitung dengan jari. Halaman depan SMA Negeri 2 Kuningan yang terlihat oleh jalan ditanami pohon-pohon yang rindang. Selain itu terdapat kolam di area parkir SMA Negeri 2 Kuningan. Tidak hanya itu pula tanaman-tanaman tersebar disetiap halaman kelas.
            Hal ini membuat SMA Negeri 2 Kuningan terlihat rindang dan menyejukan sebagai dijadikan tempat untuk menuntut ilmu. Menurut saya, tidak hanya terlihat namun pepohonan dapat menciptakan lingkungan yang nyaman bagi warga SMA Negeri 2 Kuningan.
            Setiap hari Senin setelah diadakannya upacara, SMA Negeri 2 Kuningan pun selalu mengumumkan prestasi kelas dalam bidang kebersihan. Ada yang disebut kelas terbersih dan ada yang disebut kelas kurang bersih. Dengan diadakannya acara seperti itu, terasa SMA Negeri 2 Kuningan menginginkan para siswa dan siswi selalu membersihkan ruangan belajarnya agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman.
            Dalam kebersihan kelas, sejak Sekolah Dasar pun diadakannya jadwal piket setiap hari. Hal itu tidak putus hingga berakhirnya Sekolah Dasar namun hingga tingkat Sekolah Menengah Atas pun tetap diadakannya piket. Guna dapat menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman.
            SMA Negeri 2 Kuningan dalam bidang mata pelajarannya terdapat salah satu pelajaran yang berhubungan dengan lingkungan, yaitu Pendidikan Lingkungan Hidup. Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dapat membantu para siswa dan siswi mengenai pentingnya kebersihan lingkungan. Dan tidak hanya ruang lingkup suasana belajar yang nyaman, namun telah diajarkan juga pada pembelajaran Agama bahwa Kebersihan merupakan sebagian dari iman.
            Terasa sekali sekolah di SMA Negeri 2 Kuningan itu nyaman. Berarti siswa dan Guru berhasil menciptakan suasana yang nyaman melalui proses yang sebetulnya sangat sulit untuk digerakkan. Terkadang siswa dan siswi malas untuk membersihkan kelas. Namun ternyata dapat diakali dengan dicitakannya peraturan akan membayar denda ketika tidak melaksanakan piket kelas. Salah satunya adalah kelas XII IPA 2, kelas yang diduduki oleh saya selama hampir setahun ini.

            Makadari itu, pembelajaran sangat nyaman ketika terciptanya lingkungan yang bersih. Bukan hanya mendapatkan prestasi baik dalam bentuk piala dan piagam tapi juga dapat dirasakan oleh para siswa dan siswi yang menduduki ruang kelas tersebut. Alangkah semakin baik, ketika tidak adanya pelanggaran untuk tidak melaksanakan piket kelas, tidak juga membuang sampah sembarangan, tidak juga mencoret-coreti tembok, dan hal-hal yang mengakibatkan ruangan pembelajaran terasa tiak nyaman. 
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
              Sepenggal kisah dalam hidupku, ketika diriku terjebak dalam eloknya perjalanan hidup yang bersifat pemilih. Ini ceritanya..
                Gersangnya siang tak kuasa membuat sebuah gedung sekolah yang tepat berada di Ibukota Negara Indonesia sepi. Alunan hijau nan gugurnya musim semi terasa saat daun kering bertebaran dimana pun. Gedung yang berada di Jalan W.R Supratman itu tetap terasa rindang walau musim kian berganti. Itulah sekolahku, SMA Renandyata.
                Perkenalkan namaku Revannia Nadifa Fitriani, panggil saja Rere. Kini aku duduk di bangku sekolah menengah atas Renandyata, Jakarta Selatan. Hobiku adalah menulis, dan sepertinya tak penting untuk kalian ketahui namun penting untukku ketahui karena aku baru mengetahui sejak terperosok dalam dunia yang tak tentu arah, berlari ke Timur maupun Barat, mengejar harapan indah dan ternyata hobiku adalah menulis.
                Singkat cerita, kini aku tinggal bersama kedua orangtua dan adikku di sebuah apartemen yang tepat berada di depan gedung sekolahku. Dan kemana pun aku pergi mereka selalu ada didekatku, baik ketika gundah sedih maupun senang. Satu hal lagi yang belum ku ceritakan, aku memiliki sahabat yang luar biasa bagi hidupku. Sahabat yang selalu membuatku tenang ketika permasalahan datang menghampirriku dan sahabat yang selalu percaya bahwa kehidupan tak pernah sesempit yang ia bayangkan. Dia bernama Alia.
                Bagiku sekolah merupakan tempat dimana aku dapat menuntut ilmu, tempat dimana aku memiliki banyak teman dan tempat dimana aku dapat beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Lingkungan sekitarku tak membuatku salah tangkap dalam mengambil suatu keputusan. Namun ternyata, kejanggalan kini kian terungkap ketika sahabatku tertarik dengan sesosok pria yang sesungguhnya aku cintai.
                Ceritanya dimulai ketika aku dan sahabatku memasuki dunia SMA. Dunia dimana kehidupan akan lebih terasa dan tercipta kehangatannya. Masa Orientasi Siswa atau lebih dikenal dengan sebutan MOS adalah masa pertama memasuki dunia SMA. Disitulah tepatnya ketika aku menemukan alasan bahwa sampai saat ini aku semangat datang ke sekolah. Alasan konyol yang pernah ku buat sangat lekat dalam jiwaku, bahkan semakin hari aku semakin terus bertanya apa ini yang disebut cinta?
                Seperti yang kurasa, tak ada cerita yang akan kuceritakan baik pada Alia maupun pada tinta yang kutulis selain tentangnya. Aku tak pernah bertanya pada Alia, namun sering ku bertanya dalam hatiku apa benar semua ini nyata ataukah hanya imajinasiku?
                “Imajinasi yang berlebihan”seruku sejenak.
                “Apa re?” jawab Alia seraya tak mendengar jelas ucapanku. Degup jantungku semakin tak mengerti seberapa byte kecepatan yang terjadi saat ini. Cepat dan semakin cepat ketika Alia terus bertanya apa yang ku bicarakan tadi.
                “Ah, tidak. Lamunanmu saja!” celahku meyakinkan Alia bahwa tak ada apapun yang kusebut sedari tadi.
                Raja. Itulah nama yang sedari tadi kuceritakan. Dia kakak kelasku. Aku pun sesungguhnya tak pernah mengerti mengenai faktor apakah yang membuatku jatuh cinta padanya. Meyakini Alia ternyata cukup mudah, dengan beberapa alasan pun dia percaya padaku. Namun kebohongan ini rasanya tak kuat aku simpan. Aku ingin membuangnya agar semua orang mengetahui dan mengerti apa yang aku rasakan.
                Dinginnya sikap Raja padaku membuatku semakin tak mengerti. Mengapa hanya padaku dia bersikap seperti itu? Apakah ini hanya alasanku saja untuk menyalahkannya bahwa imajinasiku yang berlebihan?
                Sepuluh bulan berlalu, hingga Ujian Nasional akan tiba untuk Raja. Dan selama sepuluh bulan inilah sedikit katapun tak pernah kumenceritakan Raja pada sahabatku, Alia. Entah beribu alasan yang membuatku bungkam, namun sebenarnya hatiku masih memilihnya.
                Akhirnya degup jantungku merasa damai ketika ku mendengar Alia menyukai seorang pria dan pria itu pun menyukai Alia. Seiring jalannya hari, ternyata mereka semakin dekat namun Alia tak pernah mau memberitahuku siapa sesosok pria itu. Alia terus bercerita padaku mengenainya, sikapnya, kebaikan hatinya, dan tulus cintanya. Aku merasa senang mendengarnya.
                Namun suatu hari, tepat dihari ulangtahunku dia memberitahuku dan membawa sesosok pria yang menjadi teman dekatnya pun langsung menemuiku. Saat itu pula, jantungku serasa terhenti sejenak. Aku seperti patung yang hanya memandangi dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Ketika itu gelas yang tepat berada dalam lengkupan jemari-jemariku terlepas dari genggamanku.
                “Rere.... Bangun!!!”
                Sekejap ku melihat orang-orang sedang berlari ke arahku. Hingga ku melihat bayangan hitam mengecam seluruh permukaan penglihatanku.
                Kini umurku menginjak tujuh belas tahun, namun tepat dihari ulangtahunku aku bungkam dengan semua kenyataan hidup. Aku tak mau melihat semua kenyataan yang terjadi. Aku mencintai dia, namun tak sedikitpun dia mencintaiku. Lalu yang ku dapat hanyalah seuntai senyuman kedua sejoli yang tak melihat betapa hatiku teriris sakit melihatnya.
                Setelah sadar, kini sepatah kata pun tak ku ucapkan pada Alia maupun Raja. Aku benci mereka dengan semua yang mereka lakukan. Yang ku harapkan saat ini bukan kehancuran hubungan yang ada, namun kenyataan bahwa diriku mencintai Raja itu hilang.
                Sehari, satu minggu, bahkan satu bulan berlalu dan hari perpisahan pun tiba. Berita yang kudengar hanya Raja telah lulus dan akan tetap melanjutkan sekolahnya di Jakarta. Meski hatiku perih, namun apa daya aku senang mendengarnya. Senang mendengar kenyataan bahwa Raja tak akan pergi jauh meninggalkanku. Kenyataan tetap tak menoleh, Alia menyadari semua kesalahannya. Pemintaan maaf yang terus dia sampaikan membuatku kasihan padanya.
                Kini aku pun memaafkan mereka, entah apa yang ada dalam benakku. Aku tak pernah mengerti. Namun sayang semua kenyataan memang sebuah pilihan, antara pilihan bahwa aku tetap mencintai Raja menunggu Raja menantinya ataukah melupakan Raja meninggalkan Raja dan pergi jauh dari angan-angan tertinggal. Alia memberiku jawaban pasti bahwa ku harus mencintainya.
                Ternyata semua adalah kesalahan paham yang seharusnya tak dilakukan oleh Raja. Dia mencintaiku, namun dia mendekati sahabatku (Alia). Dia takut menghampiriku, namun dia dapat berkata jujur pada Alia bahwa sesungguhnya Raja mencintaiku dengan segala kekuranganku.

                Dan sesungguhnya kehidupan adalah perjalanan hidup yang harus dipilih dan memilih. Antara Ya atau Tidak.
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
                Grek diuk dina panghareupan imah. Der angin ngahiliwir silih ngaliwat. Byur pagebyur barudak laluncatan dina leutak sawah. Pruk Sakapruk hayam nyatu. Babarengan silih pahiwil meunangan hileud. Kencana bingah ngarasa agung dunia pinuh kaendahan. Lain deui kakuasaan Alloh anu kersa nitipkeun ka urang sadaya.
                Lain ku sorangan. Lain ti pamere. Ieu gubug teh Abah Dolan anu ngajieunna. Ruad-reod sing jaletruk. Manghareupan panon poe ambeh beas lumangsung panen. Burukbuk silih patumpuk, nyiru kanggo napi dina dapuran imah.
                Geus tilu bulan, ieu hujan teh awet netep dina kampung Abah Dolan. Nanging warga di kampungna henteu manggapulya kusabab kawasa ti Alloh SWT. Byar tinggelebyar, sorot caang tina ujung pandang.
                “Ieu mah iraha atuh bah panon poena? Beas henteu acan panen oge. Stok beas diimah saeutik deui bah” istrina Abah Dolan anu biasa disebat ku wargi satempat Wa Onah nanya babari nyeuseuh beas.
                “Sing sabar wae. Boa sakeudeung deui ge aya panon poe boh ayeuna atanapi keenjing. Eta mah kawasa Alloh nyai, da Abah ge henteu tiasa nanaon” walon Abah.
                Lila-lila hujan turun deui anu kasabaraha kalina poe ieu turun hujan. Gura-giru Abah ngajait popoean anu ngagantung dina sisireun sawah.
                “Geuwat arasup, sing kasumbat petir” saur Abah nitah kuring sareng Wa Onah.
                Jleg, patanda sora panto ditutup. Sadayana arasup ka gubug sabari marawa sendal cepit anu kucel teungteuingeun. Dar-der-dor tingjelegor sora petir diluar, ngagarambay nyaangan ieu alam. Sanggeus ngajait acuk oge, Abah langsung asup ka jero imah. Saking sieunna aya hujan angin jeung tingjaleger sora petir anu ngarambay. Sigana aya anu kasumbat, emutan Abah sabari leumpang.
                Tilu poe tilu peuting, hujan teh awet. Kampung oge janten jempling. Biasana aya barudak rame disarawah nanging ayeuna dijalero imah sadaya. Biasana hiruk pikuk kagiatan di kampung, ayeuna meni henteu aya saeutik-eutik acan. Dina kampung ieu lamun aya hujan angin gede sareng ngabararay caang, warga henteu kenging kaluar imah. Kusabab, baheula aya budak leutik hujan-hujannan padahal keur ameng dina panghareupan imah kasumbat petir nepi ka leungit rohna.
                Tina kajadian eta, warga kampung teh netepkeun peraturan desa ari aya hujan angin gede sareng ngabararay caang ulah aya nu kaluar imah. Boh sakedap. Boh lila.
                Matak ku kitu, kuring sareng Abah Dolan sareng oge Wa nah cicing di imah salila tilu poe tilu peuting. Siga nuju bertapa ceuk Abah Dolan mah bari ngaheureuyan ngajawab pananya sim kuring.
                Henteu aya hiburan deui atuh iwal Abah Dolan sareng Radio. Nanging ari Radio di stel pan sarua bae tiasa kasumbat petir. Ari Telepisi da hargana mahal tea.
                Sanggeus hujan reda, kuring teh indit ka sebrang kampung. Nyaritana mah bade ka babaturan baheula kusabab lila henteu papanggih. Sabenerna mah alesan utamana teh nyaeta bade manggihan Nyi Welas nyaeta dukun terkenal di ieu kampung.
                Lamun Abah terang atawa dipasihan terang, geus pasti ngambek pisan ka si kuring. Abah Dolan mah nyaeta jelema anu henteu percaya kanu dukun teh. Ceuk Abah mah dukun teh aliran anu henteu leres. Sareng AbahDolan mah jelemana leukeut pisan ka Agamana teh, nyaeta ajaran Alloh SWT.
                Tujuan utamana ka Nyi Welas teh nyaeta bade nyuhunkeun panon poe di kampung sim kuring. Karunya ningal Abah Dolan sareng Wa Onah, dina seuri na pasti aya sedihna. Kesel oge nungguan panon poe tapi henteu datang-datang sareng oge urangna henteu ngalakukeun saeutik-eutik acan. Lamun warga kampung nitah Nyi Welas ti saharita ambeh eta kampung panon poe pasti geus ti baheula beas teh tiasa panen.
                Geus saminggu, unggal subuh kuring ninggalkeun imah. Lila-lila Abah teh curiga kusabab samemeh subuh geus leungit jeung balik deuina keur gelap nutupan alam.
                “Rarancang Abah mah bade ngabuntutan ke enjing Nyai” saur Abah.
                “Abah, ceuk Nyai mah ulah curigaan heula atuh. Henteu kenging ngacurigaan jelema tapi henteu aya buktina mah” Wa Onah ngajawab sabari mamatahan Abah Dolan.
                “Kedah kumaha atuh Nyai? Abah putus asa manghareupan eta budak. Meni henteu papanggih saminggu ieu”
                “Upami kitu, bener saur Abah. Sok tuturkeun eta budak. Lamun ngalakukeun kagiatan bener leuwih alus antep bae” Wa Onah nyatujuan rencana Abah Dolan.
                Di imahna Nyi Welas kahirupan teh jalan. Nanging lain siga biasana, ieu mah siga aya nu hajatan. Sabenerna oge lain hajatan, aya ritual pikeun nu sim kuring dipikaharep.
                Ritual anu digunakeun, kuring ge henteu apal ngaranna. Nu pastina ieu ritual teh ngabeakeun waktos tilu minggon kanggo ngarengsekeunna. Sapuluh poe tepat ayeuna. Tugas anu mingpin dina ritualna nyaeta Nyi Welas. Beda sareng sim kuring, tugasna diuk pinggireun Nyi Welas.
                Sajujurna geus sapuluh poe ieu, indit ti imah teh ngarasa sieun kusabab Abah Dolan ayeuna-ayeuna sering pisan merhatikeun. Sigana curiga ka kalakuan sim kuring. Tapi salila ieu, Abah henteu ngalakukeun nanaon.
                Isuk-isukna gura-giru Abah hudang miheulaan budak eta.
                Indit bari lalaunan kaluarna. Jol wae Abah ngabuntutan eta budak. Ngaliwatan rupa-rupa tutuwuhan nepi ka hiji gubug anu isuk-isuk geus rame ku jelema. Cicing wae nyumput dina batang kalapa. Pas ditingali saeutik-saeutik, rupa-rupa sagala rupina kanggo ritual anu ditingali ku Abah. Lain henteu percaya oge, da Abah terang ka rupi-rupi kanggo ritual.
                Peutingna dina kampung anu dipikacinta ku kuring. Ngaleupas hiji-hiji anu dianggo, tina jaket, sapatu sareng oge tas anu dicekel. Nembe pisan panto teh dibuka, jol wae Abah Dolan sareng Wa Onah keur diuk calik.
                “Tadi keur naon di imahna Nyi Welas?” Abah mimiti nanya.
                “Eu..eu..hen..” henteu acan ngajawab saeutik-eutik acan Abah geus ngambek.
                “Ari silaing teh kunaon atuh? Ongkoh hayang panon poe. Geuning kalah ngiringan ritual kitu. Abah teh ngajaran naon ka silaing. Nepi ka wanian ngiring ritual. Eta pan henteu aya dina Ajaran Islam!”
                “Hampura Abah. Hampura”
                “Ulah kitu deui. Eta teh diharamkeun ku Alloh SWT. Ari silaing terang Agama, ulah kitu deui. Ngarti henteu?”
                “Muhun Abah muhun. Hampura Bah Wa”

                Tina kajadian eta, kuring teh lepas tina ritual kitu. Saprak kajadian eta oge kuring ngarti, Sabar teh diperlukeun pisan kuhidep. Sareng ngucapkeun syukur kaAgungan Alloh SWT. Geus saminggon, panon poe teh datang sorangan. Waktosna panen oge tiasa ditentukeun siga usum panen biasana. “Alhamdulillah” saur Abah.
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Angin berdesir lembut
Dedaunan bergoyang seraya irama
Fajar yang perlahan menghampiri
Membuat sejuknya elok pagi ini
Kicauan burung itu, menandakan hari kian pagi

Ketika kesejukan mulai menghilang
Tak urung jua pergi meninggalkan sinarnya
Apa yang sebenarnya dilakukan oleh mereka?
Bermainkah? Berlari? Ataukan mengurung diri?
Ya benar!
Mereka berlari mengejar kepuasannya
Kepuasan yang hanya terasa amat sekejap
Dengan satu detik pun kepuasan itu akan berkurang

Tuhan, limpahkan rejeki kepada mereka.
Hasil kerja mereka yang telah banting tulang
Menerjang ombak lelautan yang amat keras
Menghantam dinginnya angin yang menusuk batinnya
Mengeluarkan keringat karena mentari yang gersang
Demi orang-orang yang mereka cintai, kasihi dan sayangi

Terima kasih Tuhan atas apa yang telah Engkau berikan selama ini padaku
Dan aku mensyukuri semua itu

                                                

16 November 2010
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
          Siang itu gersangnya matahari telah menempati titik puncak yang memanggang sebuah gedung sekolah menengah atas. Terkadang para siswa-siswi pun tak kunjung beranjak dari sekolah menengah atas ini setelah bel pulang dikarenakan berbagai macam alasan, ada yang mengikuti ekstrakulikulerlah, ada juga yang memang berniat bermain disekolah terlebih dahulu dan ada juga yang tengah asyik bermain jaring situs sosial semacam facebook, twitter, plurk dan semacamnya.
         Diantara berbagai makhluk hidup yang terkumpul didalam gedung sekolah tersebut ada seorang cewe yang tengah asyik meminum soft drink nya. Adalah cewe berpakaian putih abu seperti siswa-siswi lainnya adalah Lura yang dikenal karena kepandaian dan kepintarannya. Cewek ini memiliki berat badan sekitar 42 sampai dengan 45-an, sedangkan tingginya Cuma 156 (mungkin). Rambutnya cukup panjang terurai rapih. Dan hoby dia hanya satu ialah membaca buku.
            Saat ini ia menduduki kelas XII pada Sekolah Menengah Atas favorit di kotanya. Detik-detik menjelang Ujian Nasional iya sangat rajin dan bersemangat dalam hal belajar dan mengikuti bimbel-bimbel yang berada di kota tersebut.
            Pada hari Ujian Nasional tiba, ia merasa optimis dengan yang ia kerjakan dari soal yang paling mudah hingga yang tersulit. Wajahnya selalu tersenyum karena ia sangat yakin akan lulus pada kelulusan nanti. Hingga hari terakhir tiba, ia tak merasa takut dengan yang ia kerjakan. Ia tetap mengerjakan dengan rasa optimis dan tanpa meragukan adanya kesalahan dalam lembar kerja jawabannya.
            Pengumuman kelulusan akan diumumkan dua bulan setelah Ujian Nasional. Lura tak merasa khawatir dan cemas dengan melihat hasil yang ia dapatkan. Dan teman-teman Lura pun yakin bahwa Luralah yang mendapat peringkat pertama pada kelulusan Ujian Nasional itu.
            Dua bulan telah berlalu dan pengumuman kelulusan akan segera ditampilkan di mading sekolahnya masing-masing. Dan yang terjadi sepertinya tak diduga. Lura tak lulus dalam Ujian Nasional. Lura merasa ada kejanggalan dalam nilai yang ia dapatkan. Ia langsung bertanya-tanya kepada Guru BP yang selalu memberi solusi yang terbaik untuk murid-muridnya. Ternyata semua itu adalah kesalahan Lura yang tidak teliti dengan mengerjakan soal Ujian Nasionalnya.
            Kini Lura yang sekarang tak sama dengan Lura yang dulu. Lura kini menjadi sesosok yang pendiam, tertutup dan malas belajar. Orangtua Lura pun taktahu harus berbuat apalagi agar Lura tidak seperti ini. Sahabat-sahabat yang terus menyemangati Lura tapi tak ada perubahan terhadap kondisi dan sikap Lura saat ini.
            Tapi pada akhirnya, Lura menyadari dengan yang ia lakukan saat ini. Bahwa dia akan lebih berhati-hati dalam sesuatu yang ia akan hadapi. Ia tidak akan menyia-nyiakan sebuah kesempatan untuk masa depan yang akan ia raih. Ia yakin bahwa jika kita bekerja keras dan teliti dalam mengerjakan sesuatu hal maka kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
             Matahari menghantarkan energinya dalam jutaan kegundahan. Dalam canda dan tawa memainkan rerumputan nan hijau memukau. Menelusuri rangkaian urat nadi yang menggetarkan lara. Membasmi parasit yang menghantam bumi pertiwi. Dalam sebuah gedung sekolah, ku berbaring menatap langit-langit. Terlihat biru namun bukan gambaran tiga dimensi selayaknya nyata. Seperti bahasan nyata, diperbesar lalu terbalik pembelajaran fisika yang baru ku pelajari.
            Petikan gitar membawa keselarasan untuk menyambut datangnya hujan. Bernyanyi layaknya sang diva sekolah. Berteriak sesuka layaknya tarzan kota. Dan bercanda gurau menghapus kegundahan dalam detik kujalani. Sekolah merupakan tempat tinggalku yang kedua, dimana aku dapat merasakan kegembiraan, kesedihan dan perjuangan untuk mendapatkan sebuah ilmu.
            Bertubuh tinggi, mudah bergaul dan pandai bernyanyi. Itulah julukan bagiku. Kenanga Dewi Anugrah.
            “Happy Birhtday Nana. Happy Birthday Nana. Happy Birthday Happy Birthday Happy Birthday Nana...”
            Nana, begitulah mereka memanggilku.
            “Make a wish nya jangan lupa Na” Cheryl memberikan kue ulangtahunnya.
            Tanpa ku mengucap kata pun, mereka telah mengerti apa mauku. Oleh karena itulah kupanggil mereka sahabat. Beribu rasa terimakasih dalam usia enambelas tahunku ini, aku memiliki teman-teman yang menyayangiku, keluarga yang selalu disampingku dan terutama atas segala Anugerah dari-Mu.
            Malamnya ketika kebahagiaan terasa sangat jelas terucap, notebook itu menggodaku untuk digunakan. Ku berlari menghampiri, dengan rasa bahagia dan lelahnya hari ini. “Kejutan yang tak akan pernah aku lupakan” sahutku pada miror itu.
            Tertuju pada jejaring sosial yang sedang marak dalam perubahan jaman ini. Masuk dan bermain. Dan tentunya yang sering kalian ketahui, bernama Facebook. Pertemanan yang cukup banyak membuat pemberitahuan sangat amat banyak memasuki dinding halamanku. Dalam salah satu pesan yang diberikan, kulihat namanya. Dia bernama Fajar. Fajar Saputra. ‘Aku mengetahuinya’ gumamku.
            Entah dengan alasan apa keseriusanku untuk mengetahui seluk beluk Fajar. Aku mulai membuka akun facebooknya, memerhatikannya di sekolah dan terlihat jelas ketika sebuah pesan singkat datang menghampiriku yang benar saja pesan singkat itu bertuliskan pengirim dengan nama Fajar.
            Tak disangka, pembicaraan mengenai Fajar terlalu mudah untuk diperbincangkan. Menjadi topik terhangat dan menjadi gurauan para remaja. Fajar dikenal sebagai lelaki yang mudah dekat dengan wanita. Teman-temanku saja ketika mengetahui aku dekat dengan Fajar, tak suka setengah mati. Mereka terus membujukku untuk tidak dekat dengan Fajar karena menurut mereka Fajar tak baik untukku.
            “hey Na, serius lo mau pacaran sama Wisnu?” tanya salah satu sahabatku yang bernama Maudi.
            “Gue.....” jawabku tegas.
            “Lo gak pernah mikir konsekuensinya ya Na?” saran temanku yang sedari tadi acuh tak acuh dalam pembicaraan ini.
            “Harus nunjukin apa lagi kekalian buat ngebuktiin kalau gua bener-bener serius!”
            Saran-saran, komentar dan cemoohan ku dapatkan. Selalu mengusap dada, membiarkan hati ini menyadari kesungguhanku. Selagi janur kuning belum melengkung kita masih bebas untuk memilih siapapun untuk menjadi pasanagan hidup kita, itulah saran yang kudapatkan melalui bait lagu yang terdengar manis.
            Siang itu, ketika cahaya tertutup oleh pancaran yang tak bisa dibiaskan. Sepertinya akan ada pertemuan yang tak biasa. Fajar mengirim sebuah pesan singkat yang berisi bahwa dia akan mengajaknya untuk pulang bersama. Sungguh, kata tak terucap. Bisu untuk berucap. Hanya kegundahan mengusik isi hati. Getaran yang semakin kencang, layaknya angin topan mendera bumi berputar.
            Perjalanan dari sekolah menuju rumahku terasa sekejap. Hingga ku menyalahkan waktu yang berlalu begitu cepat. Sebenarnya ketika perjalanan berlangsung dan dalam diam itu, dia dapat memecahkan kesunyian. Hingga kebahagiaan terucap pada bulan Maret 2012 itu. Sesampainya di halaman rumahku, rasanya tak ingin kujatuhkan tubuhku pada ubin ini.
            “Boleh aku berbicara sebentar Nana?”
            “Apapun silahkan” jawabku terbata-bata dalam melafalkan bacaannya.
            “Maukah kamu menjadi salah satu bagian dari hidupku? Yang akan berpasangan dengan tulang rusuk ini? Yang akan selalu berbagi canda dan tawa, kesedihan dan perjuangan hidup?”
            Sepertinya sebelum aku berucap kata ‘Ya’ atau ‘Tidak’, hati ini sudah dengan cepat membalasnya. Ternyata degup jantung ini tak bisa dihindari, semakin hari semakin kuat. Rasanya ingin berteriak sekeras yang aku bisa untuk mengungkapkan rasa bahagia. Dan tanpa ragu pun aku menjawabnya “Ya, aku mau”.
            Waktu terus bergulir. Hingga sang fajar kembali bersama embun pagi. Disambut burung-burung yang bersiul indah dan cahaya matahari yang semakin terpancar. Kembali kepada cerita cinta, saat itulah cerita baru dimulai dengan melalui kebahagiaan. Terjalin terlihat manis. Terjalin terlihat indah. Terjalin dalam dekapan naungan-Mu, dan semakin ku meyakini bahwa aku akan membuktikan pada sahabatku semuanya bahwa Fajar tak seperti yang mereka bayangkan.
            Delapan bulan pun berlalu. Dalam delapan bulan ini, Fajar menghantarkanku pada jalan yang berliku. Melewati berbagai polemik kehidupan, menciptakan sebuah tangis dan tawa, dan memberikan ketulusan, keikhlasan dan juga kebahagiaan.
Hari silih berganti. Siang berganti malam. Dan dalam sebuah percakapan yang terjalin biasa, sahabat-sahabatku mulai menyadari adanya kebahagiaan yang nyata. Setelah dipikir ulang, untuk apa selalu bermusuhan. Melalui pertemanan pun berbagai cerita akan terus kujalani.
Aku sengaja tak membalas pesan singkat Fajar. Dengan alasan yang sesungguhnya adalah saldo yang tidak mencukupi untuk mengirimkan sebuah pesan lagi. Namun aku tergoda pada sebuah jaringan sesosial yang mematung dan memintaku untuk memainkannya. Dibukanya handphone mamah –ku itu, lalu ku memainkannya.
Dalam suatu hari yang tergambar pada siang hari, dalam suatu tempat yang terhalang oleh waktu dan dalam sebuah pesan singkat yang terucap kata menyakitkan, Break.
“Maaf Nana, untuk saat ini aku ingin break dahulu” ajak Fajar sesuka hatinya.
“kenapa harus seperti ini?” tanyaku penuh emosi.
“Yang terpenting kita belum putus kan?” dengan nada santainya.
Sudah dapat diartikan walau tak harus mengucapkan dengan beribu macam alasan. Dia tak menyayangiku kembali, dia tak menyadari adanya diriku dan dia berpaling karena ada wanita lain. Ya, wanita lain. Dia bernama Fazidya yang dikata teman sekelasnya itu.
Rumor yang beredar saat Fajar berpacaran dengan yang lain. Maka dari itu, tegaslah dalam berprilaku sebelum semuanya berakhir dengan sia-sia.
Sudah memakan waktu tiga minggu untuk menghabiskan waktu diamku dan diam Fajar. Aku mulai memberanikan diri untuk bertanya kepadanya. Walau dalam pembicaraan itu terdapat candaan yang seharusnya tak dilakukan olehku dan juga olehnya.

Indah selama delapan bulan berlalu dengan tangis dan tawa. Dalam delapan bulan itu, aku menggantungkan harapku pada lelaki itu. Dalam delapan bulan itu, aku membiarkannya untuk menguasai isi hatiku. Dan berakhir dalam delapan bulan ini. Namun Fajar berkata padaku, kita masih berteman dan itu tak akan pernah berakhir J



Hallo! Ini #CERPEN1 berjudul "Belenggu".
Nemu cerpen di folder lama dan dibuat pada tahun 2012. Semoga bermanfaat dan terus berkarya!
Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
안 녕 하 세 요.
저는 Rara 입니다.
저는 인도네시아 사람입나다.
만나서 반갑습니다.

Rara's wearing Hanbook in Hanook Village


Welcome to my story #2016.
Tanggal 8 Mei 2016-19 Mei 2016 adalah student exchange saya dengan teman-teman ke Universitas di Korea Selatan. Universitas tersebut bernama Chonbuk National University. Kenapa sih bisa ikutan student exchange? Apa aja yang dilakuin disana? Menggunakan bahasa apakah? Ada syarat tertentukah? Bagaimana rasanya tinggal disana? Ok, let me explain all about my story student exchange di CBNU ya 👩


Batu Chonbuk National University (near our dorm)

Unpas with Mr. Choi


Untuk informasi beasiswa apapun sebenarnya bukan kita yang menunggu, tetapi mencari informasi mengenai beasiswa tersebut. Seems like this, informasi mengenai pertukaran mahasiswa. Setelah mengikuti persyaratan yang diajukan, akhirnya saya bisa mengikuti exchange program pada bulan Mei. Dan sebenarnya, program ini adalah program pertama kalinya yang berada di Universitas Pasundan. Dalam exchange program kali ini dari berbagai jurusan dan angkatan berjumlah 15 orang dan yang mendampingi Pak Dadang selaku Humas Unpas, Pak Jaja dan Pak Deden dari perwakilan Rektorat.

Well, lanjut mengenai bahasa. Sangat jujur bahasa inggris saya mungkin sangat jauh dari kalian yang bisa nyorocos sangat bagus. Dengan kemampuan sedikit berbahasa inggris dan percaya diri serta kamus dalam handphone akhirnya percakapan saya dengan mahasiswa disana pun lancar-lancar saja sejauh ini. Selain itu, bahasa korea pun sebenarnya wajib kita ketahui karena pada tempat umum, perbelanjaan, tempat makan jarang sekali yang bisa berbahasa inggris. Jika tidak bisa berkomunikasi melalui visual, akhirnya bahasa isyarat pun tercipta.

Selama hampir 12 hari, jadwal sudah diatur oleh pihak kampus.Untuk weekday pukul 09:00-12:00 dipergunakan untuk belajar bahasa korea, 14:00-16:00 dipergunakan untuk mempelajari budaya korea. Dan weekend untuk jalan-jalan bersama.

Cuaca korea pada saat itu tepatnya di Jeonju sangat dingin, berkisar 10 derajat celcius hingga 20 derajat celcius. Untuk kesehariannya akan saya ceritakan. Subuh waktu Jeonju pada pukul 03:30, magrib waktu Jeonju pada pukul 20:00. Artinya waktu malam hari lebih sedikit dibandingkan siang hari. Seperti baru terlelap di tempat tidur namun ayam langsung berkokok. Dengan dormitory yang sangat nyaman, segala aktivitas pun semangat untuk dikerjakan. Dalam dormitory khusus dosen dan tamu disediakan 2 tipe kamar, 1 orang/kamar atau 2 orang/kamar. Saya memilih untuk 2 orang/kamar yaitu bersama Teh Iis (Teh; read: Kakak perempuan). Fasilitas didalam kamar yaitu tempat tidur, meja belajar, lemari, kamar mandi, dapur, tempat sepatu, dan pendingin/pemanas ruangan.


Dorm Part1
Dorm Part3
Dorm Part2

Berbicara mengenai fasilitas lagi, setiap sarapan, makan siang, dan makan malam sudah satu paket dengan asrama. Fyi, setiap gedung asrama memiliki cafetaria masing-masing. Menu makanan pun dijaga kalori dan kesehatannya jadi tak perlu khawatir dengan perut kosong karena sudah disediakan oleh pihak kampus untuk seluruh mahasiswa CBNU. Lanjut mengenai program pembelajaran bahasa korea di gedung bahasa. Setiap harinya kita berjalan kaki menuju gedung tersebut kira-kira 5-10 menit dengan jalan kaki ala orang Indonesia (alias lambat).

Untuk belajar bahasa korea, dengan sistem pembelajaran yang tidak membosankan membuat saya cepat dalam mempelajari bahasanya. Oh ya, biasanya didalam gedung terdapat banyak machine coffe or drink, jadi tak perlu khawatir untuk merasa kehausan. Dalam satu kampusnya pun terdapat banyak minimarket dan penjual makanan sehingga lingkup perkuliahan sangatlah mendukung.

Belajar budaya korea seperti dying, menari, membuat kipas sederhana, serta menggunakan hanbook merupakan hal wajib kita coba selama di Negeri orang disamping menambah pengetahuan budaya kita ya. Namun jangan salah, kami semua menampilkan tari tradisional khas Indonesia yaitu jaipong pada saat pembukaan acara pertukaran mahasiswa ini. Rasanya sangat bahagia bisa menari dan menampilkan budaya Indonesia di Negri orang. Semoga kalian pun bisa merasakannya yah!


Share
Tweet
Pin
Share
No Comments
Newer Posts
Older Posts

Categories

  • Catatan
  • Cerpen dan Essay
  • opini
  • Student Exchange

Visitor

Follow Us

  • instagram
  • youtube
  • cookpad

Blog Archive

  • June 2018 (1)
  • February 2017 (8)
  • December 2015 (1)
  • April 2015 (5)
  • November 2014 (1)
  • July 2014 (3)
  • May 2014 (1)
  • February 2014 (2)

Postingan Populer

  • FEELING KOREA (UNPAS-Chonbuk National University)
  • Jangan salahkan, cinta.
  • #CERPEN1 BELENGGU (2012)
  • #ESSAY2 Kehidupan Bersuara (2013)
  • I Think #4
  • Mentari yang bersinar di bulan MEI
  • Untukku
  • Surat Cinta Untuk Calon Suamiku

Followers

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates