I Think #1
PNS vs MASYARAKAT
Kali
ini berbicara mengenai masyarakat Indonesia dan pegawai negri sipil. Seringkali
medengar, melihat, dan membaca celotehan yang berbentuk cemoohan masyarakat
Indonesia mengenai pejabat Negara. Right?
Mereka
membicarakan betapa buruknya para pejabat negara yang hanya memikirkan diri
sendiri. Mereka membicarakan betapa kejamnya para pejabat negara yang dimata
mereka selalu terbayang dengan kata korupsi. Padahal sesungguhnya, hanya
beberapa pejabat negara dari berjuta pejabat yang melakukan tindakan buruk
seperti korupsi.
Masyarakat
indonesia memang memiliki Hak Asasi. Hak yang berhak digunakan untuk
berkomentar mengenai Negara dan seluruh isinya. Tetapi apabila masyarakat yang
tidak pernah mengikuti kewajibannya sebagai warga negara indonesia seperti PEMILU,
PILKADA maka masyarakat tersebut tidak berhak berkomentar. Karena apa?
Masyarakat yang tidak memilih, masyarakat yang tidak mengerjakan kewajiban
sebagai warga negara memang pantas tidak berhak berkomentar. Masyarakat
tersebut hanya mencemoohkan apa yang tidak mereka lakukan sebelumnya, apa yang
tidak mereka kerjakan sebagai warga negara. Jadi masyarakat yang berkomentar
tetapi tidak pernah melaksanakan kewajiban sebagai warga negara sudah
sepantasnya dan menerima apa adanya negara indonesia yang diakibatkan ulahnya
masing-masing.
Apabila
berbicara mengenai pejabat negara, menjadi pegawai negri sipil pun melakukan tahapnya yang
dapat dikatakan dari angka nol. Dari mereka di test ujian seperti test CPNS,
lalu menjadi staff, apabila akan naik pangkat seseorang itu harus menyelesaikan
studinya atau dapat dikatakan sekolah kembali yang berstatus pegawai negri
sipil. Terkadang masyarakat mencemoohkan hasil kerja dari para pegawai negri
sipil serta pejabat daerahnya, padahal masyarakat itu hanya menggunakan sarana
dan prasarananya tanpa harus mengendalikan operasi serta prosesnya. Sebenarnya
petinggi negara telah membagi sesuai bidang yang beragam agar Negara Indonesia
dapat terpelihara. Apabila akan mencemoohkan serta berkomentar seharusnya jelas
asal usul dan bagaimana dengan keadaan seperti apa yang terjadi. Bukan hanya
berceloteh tetapi tidak mengerti bagaimana cara melaksanakannya.
Apabila
masyarakat tidak menginginkan petinggi negara yang tidak sesuai keinginan,
makadari itu laksanakan dahulu kewajiban serta tanggung jawab sebagai
masyarakat Indonesia, setelah itu instropeksi terhadap diri sendiri dan mengapa
bisa terjadi baik dan buruknya, selanjutnya apabila akan berkomentar sebaiknya dilakukan
dengan bermusyawarah ataupun menyampaikannya kepada yang berhak.
0 Comments